Desain grafis saat ini tidak lagi hanya milik para profesional. Banyak orang, dari pelaku usaha kecil, content creator, hingga pelajar, kini mulai membuat desain mereka sendiri berkat kemudahan akses ke tools seperti Canva, Figma, hingga Adobe Express.
Namun, dalam proses belajar itulah sering muncul beberapa kesalahan umum. Bukan salah, hanya butuh dipelajari agar hasil desain lebih maksimal dan fungsional.
Berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan pemula dalam desain grafis dan tentu saja, cara mudah untuk menghindarinya.
1. Menggunakan Terlalu Banyak Font
Pemula sering kali tergoda untuk mencoba semua jenis font sekaligus dalam satu desain: judul dengan font bold & dekoratif, isi dengan font tipis, subjudul dengan font lucu dan seterusnya.
Solusi:
Gunakan maksimal 2–3 jenis font. Idealnya:
- 1 untuk judul (bold, readable)
- 1 untuk isi (simple & nyaman dibaca)
- Opsional: 1 aksen untuk highlight (jika perlu)
2. Terlalu Banyak Warna
Tampilan yang terlalu berwarna-warni memang mencolok, tapi justru bisa membuat desain kehilangan fokus dan terasa “murahan”.
Solusi:
Gunakan 1 warna utama + 1–2 warna pendukung.
Gunakan tools seperti Coolors untuk memilih kombinasi warna yang harmonis dan profesional.
3. Kurangnya Hierarki Visual
Tanpa perbedaan ukuran, ketebalan, atau jarak antar elemen, pesan utama jadi tenggelam. Desain jadi terasa datar, padahal kontennya penting.
Solusi:
Tentukan mana yang ingin dilihat duluan.
Gunakan ukuran font, spasi, dan posisi untuk mengatur “alur baca” mata pengunjung.
4. Mengabaikan Spasi (Whitespace)
Banyak pemula berpikir desain bagus = semua ruang harus terisi. Padahal, ruang kosong (whitespace) justru membantu elemen penting lebih menonjol.
Solusi:
Biarkan desain “bernapas.” Jangan takut memberi jarak antar elemen. Desain yang rapi dan lapang terlihat lebih profesional.
5. Gambar Resolusi Rendah
Mengambil gambar dari Google lalu langsung ditempel bisa jadi jebakan. Gambar pecah, blur, atau terlihat tidak konsisten dengan elemen lainnya.
Solusi:
Gunakan gambar resolusi tinggi dari sumber yang jelas (unsplash.com, pexels.com, dll). Sesuaikan tone warna dengan desain secara keseluruhan.
6. Tidak Mengikuti Tujuan Desain
Kadang desain terlihat “keren”, tapi tidak mengarah ke tujuan: membuat orang klik, membeli, atau sekadar membaca.
Solusi:
Tanya ke diri sendiri:
“Apa yang ingin saya capai lewat desain ini?”
Setelah itu, pastikan tiap elemen mendukung tujuan tersebut, bukan sekadar “pemanis”.
Belajar desain bukan soal langsung jadi ahli tapi soal memahami fungsi, struktur, dan tujuan visual.
Dan kabar baiknya: semua kesalahan di atas bisa dihindari dengan latihan, observasi, dan sedikit kepekaan terhadap estetika.
Butuh masukan desain, revisi, atau ingin kolaborasi konten visual yang strategis?
Konsultasi bareng tim kreatif kami disini.